Resep Masakan IndoAus

Kumpulan resep masakan dan catatan pendek mengenai kisah yang menyangkut pembuatan masakan tersebut(theresajackson@iinet.net.au). Silakan buka My Complete Profile untuk membaca 5 Blog yang lain; Kisah-kisah Imigran di Australia, Sketsa Kehidupan di Australia, Persahabatan Indo-Jepang di Australia, Kerabat Jawa di NSW dan Toys of Migrants in Australia. Anda diharapkan untuk memberikan komentar melalui Post a Comment.

Saturday, January 27, 2007

Life in Australia

Please open http://theresajackson.multiply.com/ for the continuation of this blog, thank you!

Tuesday, August 15, 2006

Ikan Sanma Bakar & Sambal Terong

Beberapa hari yang lalu kami ketamuan Uni Lini yang berasal dari Padang. Ia sama sekali tidak makan daging ayam, fobi terhadap ayam. Jadinya kami menyiapkan makanan non ayam dan sudah paham kegemarannya akan sambal terong dan ikan. Yang disajikan adalah Ikan Bakar dan Sambal Terong. Ikannya dipilih yang beku yaitu "frozen Pacific Saury" alias Sanma. Saya mengenal ikan ini ketika berada di Jepang dan kini bisa diperoleh di supermarket Cina atau pun Korea dan Jepang di sydney diimpor dari Taiwan.

Cara membuat ikan bakar, ikan yang runcing mulutnya itu didefrost dulu terus dipotong menjadi dua dan potongan tersebut dibelah lagi dan dipipihkan. Lumuri garam dan taruh dalam griller jangan diberi apa pun, bakar hingga agak kering.

Sambal terong membuatnya, terong dipotong panjang-panjang kemudian ditumis dengan sedikit minyak bubuhi parutan bawang dan sambal lombok hijau/merah. Sebagai pengganti terasi dipakai 'bonito flakes' (juga Jepang) dan bubuhi garam serta merica. Sambal terong juga dibubuhi potongan tomat dan irisan daun jeruk purut. Bubuhkan sausnya pada belahan ikan yang sedang dibakar.

Sambal terong dimakan dengan ikan bakar tersebut dengan nasi putih yang mengepul akibatnya :"tambuah tigo kali" karena si uni suko jadinyo tambuah lagi. Rancak bana!

Tuesday, June 06, 2006

Jamur, Terong, Ayam Goreng Plus Sambal

Makanan enak tidak selalu mahal harganya. Ini salah satu makanan favorit kami. Yang dibutuhkan adalah sekilo sayap ayam, terong ungu kecil, jamur, ketimun, cabai, bawang, telur, tepung Jepang, merica dan garam secukupnya.

Potonglah sayap menjadi 3 bagian, rebus bagian ujung serta sebagian dari bagian bawah yang mirip paha untuk dijadikan "Soto Polos". Caranya rebusan tadi ditambah bumbu soto, diberi garam, parutan bawang, merica secukupnya. Setelah empuk, bagian sayap itu nantinya ikut digoreng.

Potongan ayam bagian dari sayap, dicampur sebutir telur ayam yang telah diberi garam dan merica. Potongan terong dan jamur juga sekalian dimasukkan kedalam campuran ini. Kemudian siapkan tepung Jepang dalam piring ceper. Panaskan api di wajan dan goreng potongan ayam atau terong setelah dicelupkan ke dalam tepung. Goreng hingga kuning, sajikan!

Sambal yang diuleg di dalam cobek batu (batunya berasal dari Gunung Merapi!) dibumbui bawang dan garam serta jeruk nipis. Makanlah gorengan asyik ini bersama soto polos dan sambal dari cobek! Asyik!

Monday, June 05, 2006

Talas dan Ubi Rebus

Ketika musim dingin tiba di permulaan bulan Juni ini, di bagian barat kota Sydney luar biasa dinginnya, mungkin bisa 10 derajat di siang hari dan 5 derajat di pagi hari. Paling enak, dingin-dingin di depan perapian sambil makan ubi dan talas rebus.

Siapkan panci, isi dengan air, parutan bawang serta garam dan sesendok mentega. Rebuslah ubi bersama talas. Ubi atau Sweet potatoes boleh dibelah-belah dahulu. Bila sudah masak, taruhlah dalam tempat yang berlubang-lubang agar air menetes turun.

Sisakan sedikit pucuk talas. Pilih yang banyak 'mata'nya dan taruh dalam pinggan berair. Dalam beberapa hari, tunas daun talas bermunculan. Letakkan di atas meja dan setiap kali tambahkan airnya. Sungguh suatu hiasan menarik mirip bonsai! Idenya juga terbetik ketika berkunjung ke Jepang. Orang Jepang selalu menaruh pucuk ubi maupun talas di dalam mangkuk berisi air di dekat jendela dapur. Bila telah bertunas kelak bisa dipindahkan ke kebun. Bagi kita yang sedang mengalami musim dingin di Sydney harus tunggu 3 bulan hingga musim semi tiba.

Tuesday, May 30, 2006

Lumpia Istimewa

Bahan yang dibutuhkan : bangkuang, rebung, wortel, jamur, kecap Jepang Tsuyu, daging ayam, kulit lumpia, bawang, daun brambang/ kucai, telur ayam, minyak goreng, garam, merica.

Mula-mula kupaslah bangkuang dan rajang menjadi irisan kecil memanjang seperti juga ketika mengiris rebung dan wortel.

Siapkan bagian atas paha ayam yang dipotong-potong menjadi bongkah-bongkah kecil sebesar dadu. Tuangi kecap Jepang Tsuyu dan bumbuhi garam serta merica dan parutan bawang, masak dalam sebuah wajan yang telah dituangi sedikit minyak sayur. Bila ayam telah menguning, kecilkan api dan empukkan dagingnya dengan merebusnya kira-kira 15 menit. Setelah itu pisahkan daging ayam dari tulangnya.
Jerangkan wajan di atas api, tuangi sedikit minyak dan taburkan sedikit irisan bawang, goreng hingga kuning. Masukkan irisan wortel, bangkuang dan rebung serta daging ayam dan kaldunya. Bubuhi garam dan merica secukupnya, tambahkan irisan dadar telur.

Setelah bumbu lumpia menjadi dingin, pisahkan dari kaldunya. Siapkan kulit lumpia yang telah dikeluarkan dari lemari es. Tutup dengan serbet sehingga kulit lumpia tidak kering. Taruh bumbu di atas kulit lumpia dan bungkus rapi, bisa dilem ujungnya dengan kocokan telur.

Lumpia yang telah dibungkus bisa langsung digoreng dan sajikan ketika masih panas dengan potongan daun kucai.

Untuk mengetahui sejarah Lumpia bukalah http://en.wikipedia.org/wiki/Lumpia

Tuesday, May 23, 2006

Selingan Foto-foto Hari Kartini


Selingan Kartun (1)

Telur Pindang (3)

Ketika berkunjung ke sebuah pabrik teh di Shuzhao, Cina pada bulan November 2005 yang lalu ternyata orang cina juga membuat telur pindang namun bumbunya lain. Telur hanyalah direbus dengan daun teh hijau dan dibubuhi garam saja.

Pada foto terlihat panci yang penuh berisi telur pindang menanti pembelinya. Sang penjual tidak berada di tempat tetapi dua ekor anjingnya siap menjaga dagangan telur majikannya (walaupun dilakukan sambil tidur siang).

Thursday, May 18, 2006

Dapur Kuno IndoAus (2)


Dapur kuno di Power House Museum mengingatkan kami pada dapur milik keluarga van Waards di sebelah rumah, sampai hari ini pun susunan serta perkakasnya masih dengan gaya tahun 1930 sampai 1950an. "Believe -it -or -not" gadgets masih dipergunakan di sana sehari-hari, misalnya sendok perak serta tempatnya terbuat dari kayu berukir zamannya Raden Ajeng Kartini masih hidup pun ada di sana dan masih dipakai.

Dapur Kuno IndoAus (1)

Dapur di sebelah kiri adalah dapur zaman pendudukan Belanda di Indonesia sedangkan dapur di sebelah kanan adalah dapur kebanyakan rumah tangga di Australia pada tahun 1930an. Foto dapur itu diambil di Power House Museum, Sydney pada tanggal 18 May 2006, peringatan Hari Musium sedunia.

Yang tampak tergantung macam kurungan itu adalah lemari terbuat dari kaleng berlubang angin untuk menyimpan daging agar tidak terkena lalat atau pun debu. Karena suhu udara yang sejuk pada saat musim dingin, daging bisa disimpan secara demikian sebab pada saat itu belum ada kulkas atau lemari pendingin. Yang bentuknya seperti tempat tidur bayi menempel pada dinding adalah rak pengering piring. Kedua dapur itu menimbulkan rasa rindu pada keluarga dan terbitnya selera pada bayangan masakan mengepul dari dapur.

Setup Jambu dan Puding Jambu


Apabila mengundang tamu untuk makan di rumah, menu makanan yang disajikan bisa dibaca para tamu karena di sebelah kiri pintu masuk, di dekat 'Dining Room' terpasang sebuah papan tulis dengan daftar menu. Papan tulis itu dibeli di sebuah toko antik, semula adalah papan untuk menulis nyanyian dan bacaan alkitab di gereja. Konon itu terambil dari sebuah gereja tua dan papan itu buatan awal tahun 1800.

Selama lagi musim buah jambu maka menunya pun jambu. Telur pindang dibuat dengan bumbu daun jambu, yang lain lagi adalah 'Setup Jambu'.
Cara membuatnya mudah, jeranglah sepanci besar air yang telah dibubuhi gula pasir, sebatang kayu manis, beberapa butir cengkih dan masukkan buah jambu biji yang telah dipotong-potong ke dalamnya. Bila telah mendidih ambillah kayu manis dan cengkihnya sehingga rasa getir tidak timbul. Sajikan dalam keadaan dingin dengan beberapa potong buah jambu di dalam gelas.

Hal lain yang bisa dibuat adalah 'Puding Jambu', untuk itu dibutuhkan tepung Hungkwe. Buatlah adonan tepung seperti tertera pada bungkusnya dan ketika dituang ke dalam pinggan aturlah potongan buah jambu yang diambil dari dalam setup jambu minus bijinya. Bila sudah dingin sajikan dalam keadaan terpotong-potong rapi.

Telur Pindang (2)


Dua puluh satu lusin telur atau sama dengan 252 butir telur dibuat menjadi telur pindang, itulah tugas saya pada Hari Kartini 2006 yang lalu. Des Marlis membuat sekitar 200 butir Telur Balado dan para ibu yang lain menyiapkan Ayam Goreng, Acar Timun, Sambal Goreng Buncis, Sambal Teri dan Kerupuk. Hasil kerja gotong royong itu dimasukkan kedalam 400 kotak untuk konsumsi para hadirin pada perayaan Hari Kartini yang diadakan di Wisma Indonesia di Sydney pada tanggal 22 April 2006 yang lalu.

Untuk membuat Telur Pindang inilah resepnya :
Susunlah daun jambu di bagian dasar panci kemudian aturlah telur di atasnya. Aturlah telur berlapis dengan daun jambu kemudian tuangi dengan air dan masukkan bumbu-bumbu lainnya yaitu ; salam, laos, serai, kulit brambang, garam agak banyak dan daun teh (bisa berupa Tea Bags). Jeranglah panci di atas api, bila sudah mendidih kecilkan api. Ketika telur telah berwarna kecoklatan, matikan api dan retakkan kulitnya dengan sendok kayu agar bumbu meresap masuk. Letakkan telur kedalam kotak kardusnya kembali hingga mudah untuk dibawa atau pun disimpan.

Telur Pindang (1)



Pohon jambu mudah didapatkan di Indonesia namun di Australia pohon jambu termasuk 'tanaman langka' walau pun sebenarnya cukup mudah juga untuk ditanam namun tidak biasa ada di kebun orang. Di Indonesia dimanapun kita berada selalu tampak pohon Nyiur namun di Australia pohon yang terbanyak adalah pohon Eucalyptus. Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalangnya!

Sungguh senang hati kami ketika melihat sebatang pohon jambu tumbuh di sebelah pagar rumah saat rumah ini baru saja dibeli namun sayangnya pohon itu bukan milik kita namun tumbuh di halaman samping tetangga. Saya bergumam alangkah senangnya bila pohon jambu itu tumbuh di tempat kami. Setiap kali memarkir mobil di samping pagar saya berkata pada pohon jambu:"Aih, andaikan kau tumbuh di sini alangkah senangnya!". Pemilik jambu tersebut, sepasang suami interi Belanda yang bisa berbahasa Indonesia karena berasal dari Bandung, kurang menyukai adanya pohon tersebut karena bila berbuah banyak mendatangkan lalat.

Aneh bin ajaib, sebulan setelah kami pindah ke rumah itu, sang pohon jambu mengirimkan anaknya melalui pagar pembatas. Ternyata sudah lama sebagian batangnya terbenam di tanah semacam akar dan cabangnya ditumbuhkannya menembus ke pagar kami. Ranting daun yang tumbuh sengaja saya tarik dengan tali merapat pada pagar hingga tanaman jambu itu tumbuh bak tanaman pagar. Tepat setahun kemudian buahnya pun bermunculan, sampai pada bulan Mei ini buah pertamanya mencapai sekitar 200 biji. Buahnya mudah dipetik, disela-sela dedaunan jambu yang tumbuh melebar ke arah kiri dan kanan pagar. Lalat tidak sempat datang karena setiap kali ada yang masak langsung ketahuan dan mudah dipetik!